Menulis adalah caraku mengabadikan pengalaman agar tak lupa dari ingatan. Ini adalah rumah mayanya D dimana D nyaman memperlihatkan isinya. Blog ini berisikan tentang kehidupan D. Mix and fun. Macam-macam. Pemikiran saya. Kejadian sehari-hari. Review film, buku, tempat. A box of chocolate.

Friday 26 February 2016

Having Fun While Chasing Your Dreams

Gak. Kali ini saya gak akan bahas tentang 'apa sih mimpi kamu?' 
Atau 'kamu mau apa di hidup ini?'

Pertama, Mario Teguh aja yang selalu berkoar-koar agar kita mempunyai mimpi, sekarang entah kemana rimbanya. Kedua, hal ini sudah sering saya bahas di sini.

Saya hanya ingin menekankan kepada diri sendiri, kata-kata yang saya ucapkan kepada teman saya yang akan berangkat ke Beijing baru-baru saja  'having fun ya while chasing your dream'

Di kisaran umur saya yang segini. Saya bersyukur sudah tahu apa life goal - life goal yang jumlahnya bisa menyaingi bintang di langit. Mungkin saya terbawa gaya hidup yang mengharuskan saya harus punya ini, saya harus melakukan ini. Tetapi setelah saya kristalisasi lagi semua life goals tersebut. Ternyata semua bermuara pada kata terindah di dunia, keluarga.

Demi keluarga lah semua perjuangan hidup ini saya lakukan. Jadi terkadang kalau sedang menghadapi sandungan dan kerikil dalam hidup. Saya selalu melihat keluarga saya kembali dengan penuh cinta dan semangat.

Saya punya latar belakang kehidupan sendiri. Dan tulisan-tulisan di kamantara.co.id tentang perjuangan hidup seseorang membuat saya kembali mengingat pahit manisnya perjuangan saya sendiri.

Keluarga yang pernah terlilit hutang karena bisnis. Secara ekonomi, masa kecil saya sangat struggle. Saya tidak pernah dikasih jajan berlebih. Saya tumbuh jadi anak yang selalu memendam masalah dan baperan. Saya selalu mengulur keseriusan pasangan-pasangan di masa pacaran karena saya terlalu fokus kuliah dan kerja di saat bersamaan. Saya mengorbankan mimpi saya sementara waktu untuk memenuhi kewajiban sebagai anak pertama di keluarga. Pada akhirnya kewajiban itu terpenuhi, baru beberapa tahun terakhir lah saya mulai berani kembali mengejar mimpi-mimpi saya. Mulai berani menyuarakan pendapat saya, karena kali ini saya yakin keluarga tidak akan tersakiti. Tidak akan mempertanyakan keputusan saya karena melihat saya pun yakin. 

Mulai memasuki dunia baru yang saya yakini dan cintai sepenuh hati. Di sini lah saya mendapat ujian-ujian kenaikan tingkat dalam hidup.

Pernah jatuh terpuruk dan merasa dikhianati oleh mimpi sendiri, lalu ternyata di tempat lain saya diberi reward. Passion dan kerja keras saya ternyata membuahkan hasil!

Lalu pernah ada pengkhianatan dan tuduhan dari saudara sendiri. Saudara yang notabene dekat. Tentang saya yang jarang muncul di acara keluarga. Memang. Karena kadang-kadang ada pekerjaan yang harus saya selesaikan di weekend.

Belum lagi setiap saya mengambil langkah menuju anak tangga kehidupan yang lebih atas. Selalu ada friksi. Kebiasaan yang berbeda. Orang-orang dan karakter yang berbeda. Tuntutan yang berbeda. Tanggung jawab yang berbeda. Badai kehidupan yang berbeda. Belum lagi, ada tambahan masalah komunikasi dengan orang-orang terdekat yang sangat saya sayangi.  Sampai terkadang saya bercermin, dan saya mendapati sorot mata saya yang super khawatir 'mampukah diri ini menghadapinya?" 
Juga ada sudut bibir yang tertekuk kebawah. Sakit secara mental. 

Menyedihkan.

Itulah kesan pertama saya terhadap muka saya sendiri. Tapi kemudian saya menatap wajah suami yang selalu support saya. Menatap wajah keluarga yang selalu tersenyum hangat. Pelan tapi pasti, saya paksakan wajah di cermin itu tersenyum dan membawa angin segar di pikiran dan hati. I can having fun while chasing hard my dreams!

Saya pernah jatuh terpuruk, berkali kali. Dan bisa bangkit lagi berkali-kali. Ternyata kita bisa jatuh dan bangun berkali-kali seperti ini dalam hidup. Dan harus mengalaminya sendiri agar percaya. Dan saya percaya, kali ini sandungan ini tidak akan membuat saya jatuh. Karena. Saya. Percaya. 

Kumorinochi, kasei.

No comments:

Post a Comment

Pages