Menulis adalah caraku mengabadikan pengalaman agar tak lupa dari ingatan. Ini adalah rumah mayanya D dimana D nyaman memperlihatkan isinya. Blog ini berisikan tentang kehidupan D. Mix and fun. Macam-macam. Pemikiran saya. Kejadian sehari-hari. Review film, buku, tempat. A box of chocolate.

Monday 5 August 2013

Menemukan Kembali Hidup, Di Pulau Seribu.


Hidupmu  yang ‘penuh’ akan membuatmu bisa membahagiakan dirimu dan orang lain.
Heard about it somewhere, dunno where, walau kata-katanya tidak persis seperti itu.


I Found My Self In Thousand Island 

6 bulan belakangan, saya mati-matian memenuhi panggilan passion saya yang Alhamdulillahnya menghampiri saya. Perlu diketahui, sejauh seumur hidup ini,  saya punya (banyak) passion yang saya temukan satu persatu di sepanjang jalan ini.  Dan alhamdulillahnya lagi, pelan-pelan semua passion saya ini terwujud satu-persatu.  Termasuk passion yang ini. Tapi yang namanya bidang baru, keahlian otodidak saya ternyata tidak ada apa-apanya, heuheu. Kalau peribahasa orang Jepang bilang, ‘heta desu’. Masih bodoh, masih hijau, belum tahu apa-apa.

Itulah kenapa saya benar-benar butuh pencerahan. Tidak, bukannya saya tidak happy. Justru saya merasa tertantang setiap hari. Karena saya harus belajar sambil bekerja. Hanya agak sedikit merasa exhausted memenuhi target tiap bulan. Belum lagi pertanyaan dari seluruh lingkungan dekat saya, keluarga, teman, kerabat dan lainnya.
Loe yakin ngambil ini? Kan ini bukan bidang loe?”

What the heck with bidang ini, background itu? Aku pikir, selama kita mau belajar dan melakukan apa yang semestinya kita lakukan untuk memberi penghidupan pada diri sendiri alias bekerja, gak masalah mau ‘melenceng’ sejauh apapun juga.

Tapi tak urung, pertanyaan-pertanyaan itu bikin saya galau juga. Apa jalan yang saya pilih ini sudah benar? Bagaimana kalau malah gagal total di bidang ini? Bagaimana dan bagaimana lainnya terserak di kepala, berputar-putar.

Dan pencerahan itu datang, dari tawaran teman saya yang mengajak jalan ke Pulau Seribu. Sudah lama pengen snorkling lagi, secara saya baru bisa snorkling belum sampai ke tahap diving.  Lha wong kemampuan berenang saya masih 80% kok. Hihihi. (Mau tahu usaha saya untuk bisa pintar berenang? Baca ini ya ^^ ) 

Sempat maju mundur waktu mau daftar ikut jalan. Tetapi dikalahkan pikiran penat, saya pun akhirnya jadi ikut. Dan tidak menyesal ikut perjalanan di 8 Juni 2013 ini.


Karena...saya menemukan diri saya di pulau seribu.


Jauh dari keramaian, susah sinyal. Hebat banget deh benar-benar mengasingkan diri.


Dan ijinkan saya mengutip perkataan teman sekaligus PJ saya Niken  :
Traveling itu bukan melarikan diri dari kehidupan, traveling itu menemukan (kembali) kehidupan”
Couldn’t agree more than her!

Di hari Sabtu itu, sempat terjadi accident kecil karena saya yang telat bangun. Seharusnya janjian di stasiun Jakarta Kota jam 5 pagi. Ini jam setengah 6 pagi baru berangkat Bogor. Ya ditinggalin deh sama rombongan yang berangkat dari Muara Angke. Dipandu sama Niken, akhirnya saya berangkat dari dermaga Muara Karang naik kapal cepat. Sendiri. 


Aahhhh, pengalaman terbaik yang pernah saya dapatkan! Saya sebenarnya biasa bepergian sendiri. Tapi itu untuk urusan kerjaan. Ke Padang. Palembang. Batam. Jadi kalaupun ingin menikmati perjalanan pun tidak bisa karena di pikiran sudah banyak tersusun rencana kerja. 

 menikmati solo traveling

Sedangkan ini, pergi sendiri menuju antah berantah yang saya belum paham tempatnya. Dipantau terus sama teman. Dan tidak langsung menuju pulau yang dituju. Saya seperti memasuki lapisan demi lapisan kehidupan yang paling murni. Dari pulau terdekat dulu dari pantai Jakarta, lalu lanjut ke pulau lain, sampai ke pulau Pramuka. Tingkat kejernihan dan kebiruan air seolah-olah mewakili pikiran dan jiwa saya yang semakin menjernih. 

singgah di pulau Pramuka sejenak

Dan ketika saya sampai di pulau Harapan, pulau tujuan saya, akhirnya saya pun menemukan kembali harapan-harapan saya yang telah hilang. Tidak, bukan hilang. Selama ini hanya tertimbun jauh di dalam diri, menunggu untuk di temukan. O:-) 

Pulau Harapan

speechless begitu sampai pulau Harapan

Untuk sesaat ketika saya sampai di dermaga pulau Harapan. Saya tergoda hanya ingin berdiam diri di dermaganya! Its heaven on earth! Biru, hanya biru gradasi sejauh mata memandang. Melihat seorang nelayan sedang snorkling di pantai dangkalnya. Untuk tidak lama kemudian mendapatkan ikan kerapu, dengan tangan kosong. Saya hanya bisa takjub melihat kemampuan mumpuni nelayan itu. 

Sayangnya keinginan saya untuk hanya memandangi hamparan permadani biru nan cantik di depan mata itu belum bisa terwujud.

Karena  tak berapa lama kemudian, Niken pun menjemput  saya. ahaha, inilah kali pertama saya bertemu dia. Sempat agak-agak ngeri dia meledak marah karena keterlambatan saya. Tapi ternyata Niken itu anaknya paling asyik sedunia! ^^ 

Cuma ngebahas sedikit ttg miscall dia yg 33x ke saya! #lalala #yeyeye 

Makan siang sebentar, ngisi perut sebelum kita mulai hoping island alias loncat loncat di pulau hehehe.... Dan saya semakin mencintai Indonesia. 

Pulau Seribu aja sudah keren dan indah begini? Apalagi model Raja ampat, Lombok, Biak dan semacamnya? 

Rombongan kita itu ada bersembilan. Dan ternyata hampir kesemuanya memang belum ada yang saling kenal satu sama lain. Jadinya, sambil hoping island kita hanya ngobrol sedikit demi sedikit. Lebih fokus ke snorkling dan memanjakan mata dengan seribu keindahan yang terpampang #deepbreath 

Saya benar-benar mau waktu dan semua hal di dunia berhenti. Hanya kapal kami saja yang boleh terus jalan menyusuri pulau demi pulau. Snorkling lagi. Menyusuri pulau lagi. Snorkling lagi. Tidak akan pernah puas. 

Membiarkan diri diselimuti biru gradasi. Sejauh mata memandang hanya biru, biru dan biru. Tidak peduli lagi sedang berada dimana. Tidak mau mencari apapun lagi. Ikan berseliweran di kaki. Terumbu karang yang cantik tapi tak boleh dijangkau. Mata dari bulu babi yang seakan mengikuti, ingin tahu siapa gerangan makhluk yang berada dekat mereka. Hangat dan dingin dirasakan bersamaan. Terseret ombak dan angin kencang. Kelelahan melawan alam. 




Satu-satunya pertanyaan yang ada hanyalah dimana arah kapal kami ditambatkan. What a life! #deepbreath


Tapi memang waktu juga yang memang membatasi. Karena kita rencana mau lihat sunset dari best spot, dekat-dekat Pulau Putri. 

Tapi sebelum menikmati sunset, Niken bawa kita ke Pulau Kayu Angin dulu. Konon sebelumnya dia camping disitu. Dan disana dia menjerit " Its my heaven on earth!" 


heaven on earth-nya Niken
  
saya sedang bergaya ala model :D


Sangat....indah... 
Keduluan sama Niken nih mengklaim tempat ini. Harus nyari tempat lainnya. Hahaha...

So, dimulailah perjalanan jiwa kembali saat menuju sunset. Sayangnya, sejam menjelang sunset langit malah berawan. Jadi momen yang kita ambil dan sempat terekam hanyalah saat menjelang sunset. 

 before sunset :")

Dan ternyata ada sedikit petualangan kecil untuk rombongan kami. Saat kapal membawa kami kembali ke pulau Harapan. Ternyata ombaknya sudah besar. Dan begitulah, tinggi ombak yang bergulung-gulung di sekitar kami melebihi tinggi kapal. Saya justru sama sekali tidak takut. Bukan sombong, tapi lebih ke percaya Allah SWT akan melindungi kami melalui pengalaman handal sang pengemudi kapal. Kami justru diberi sedikit petualangan kecil selama kurang lebih setengah jam. :) 

Dan, Alhamdulillah kami sampai kembali ke Pulau Harapan dengan selamat. 

Dingin. Segar. Lapar. Bahagia. Hidup! 

Saya tidak mau menuntut apapun lagi.

Kami sampai di Pulau Harapan jam 7 malam, tepat waktunya makan malam. Sesuai yang dijanjikan tadi siang oleh pemilik penginapan menu makan malamnya adalah cumi dan ikan kerapu (atau ikan apalah).
Tapi rupanya kami tidak sabar untuk menunggu barang 15 menitan untuk disiapkan. Semua dari kami menyerbu tukang bakso dan siomay yang ada di dermaga. Panas bakso dan teh menghangatkan tubuh kami. 
Tapi kami masih bisa kalap juga saat makan malam disajikan. (baca : saya) 

 siapa yang tidak kalap disajikan makan malam seperti ini?

Sampai malam rombongan masih nongkrong di dermaga sambil makan sate cumi, sedangkan saya sudah berada di alam mimpi. Mengistirahatkan badan. 

Besok paginya, hoping island tapi tapi tanpa snorkling. Hanya sight seeing, survei tempat camping Niken selanjutnya di pulau Bulat. Dan melihat penangkaran tukik! Amazing.... Tapi saya takut untuk memegangnya..Kasihan...Mereka lucu2... 








Sempat berdebat dengan Uji seperti ini : 

" Seandainya dikasih, loe mau gak makan daging kura-kura?"
"Gak lah! Mereka lucu2 gitu" 
"Lah?? ayam kan lebih lucu?? Dan loe makan ayam???" 

(diskusi penting ini berlanjut sampai beberapa menit. hahaha. Bukan berarti disana ada yang jual daging kura-kura sik. Lha wong ini kan penangkaran heuheu) 




Pulang kembali ke Jakarta. Saya seperti kembali tersadar dari mimpi, saat melihat pelan-pelan air laut yang mulai kotor. Tapi tidak! 2 hari kemarin pastinya bukan mimpi. Itu adalah kenyataan yang membebaskan jiwa saya. True, petualangan lain menanti saya di belantara Jakarta. Tapi jiwa dan hati saya telah tertinggal di sana, di Kepulauan Seribu. 


Menanti untuk dijumpai kembali.....


xoxo
Ditya







13 comments:

  1. wah kerennnn mbak. kadang memang saat ke tempat yang asing lah kita menjadi diri kita yang seungguhnya. hehehhehe.

    ReplyDelete
  2. tambah cantik ya pulau seribu..

    udah bertahun-tahun gak pernah kesana lagi :(

    ReplyDelete
  3. @ all : marilah kesana lagi! :) saya pun ketagihan heuheu...

    ReplyDelete
  4. Wah untung saya gak sempat ketemu bulu babi, ktnya bahaya klo ketusuk durinya
    mampir di tulisan saya juga ya sis. thanks http://dzulfikaralala.wordpress.com/2013/07/17/enjoy-jakarta-pulau-pari-mutiara-kepulauan-seribu-yang-berkilau/

    ReplyDelete
  5. Bagus banget :(
    Sayangnya belum pernah kesana, duh, pasti gak mau pulang tuh kalo aku kesana!

    ReplyDelete
  6. @Djulfikar : teman saya yg kena bulu babi sampai 3 kali mas :) tapi kayanya cuma gatel2 merah saja deh, eh tapi ndak tahu juga mas... abis dia sepertinya tabah2 saja terkena bulu babi hahaha... siaappp, meluncur ke blog mas Djul.

    ReplyDelete
  7. @Imaniar : banget mbaaaaa, bagus banget! ^^ saya jadi pengen punya rumah disana...hahahaha.....

    ReplyDelete
  8. siapppp! :) thx infonya ya....

    ReplyDelete
  9. Rasanya seperti apa tuh daging kura-kura Mba ? kaya daging ayam ya ?

    Salam wisata

    ReplyDelete
    Replies
    1. eh, gak ada yang jual daging kura2 kok ^_^ itu cuma percakapan absurd antara saya dan teman saja heuheu

      Delete
  10. kereeen banget foto2 wisatannya mbaak, smoga sukses yaa :)

    ReplyDelete

Pages