Menulis adalah caraku mengabadikan pengalaman agar tak lupa dari ingatan. Ini adalah rumah mayanya D dimana D nyaman memperlihatkan isinya. Blog ini berisikan tentang kehidupan D. Mix and fun. Macam-macam. Pemikiran saya. Kejadian sehari-hari. Review film, buku, tempat. A box of chocolate.

Monday 17 August 2015

[ My Life at] Thirty

Thirty. Flirty. And thrivvviingg…
#whispering

What it feels being 30s? Well, honestly don’t feel like one! :D
Sebenarnya ultah ke 30 saya sudah lewat beberapa bulan. Kurang lebih terlewat 4 bulan lah. Saya menulis ini niatnya ingin kontemplasi, apa yang sudah saya capai dan alami di umur yang katanya sacral untuk seorang wanita ini.
Perubahan besar dalam hidup saya yang ke 30 tahun ini sudah pasti adalah, saya yang telah menikah! J
Proses yang ‘dreamy gak dreamy’ untuk sebuah momen yang saya nantikan seumur hidup ini. Kalian bisa lihat detailnya di rumah saya yang lain di sini
Pada masa awal-awal saya menikah, sempat dilanda kesedihan yang sangat L I cant be daddy little girl anymore…. But glad that I’m wrong! :* I’m still can be daddy’s little girl and mommy’s girl for a little longer time. At least, sampai saya merasa siap untuk menjadi wanita yang menikah seutuhnya :”)
Tapi yang jelas, saya masih bisa : makan-makan kumpul ber6, masih bisa nonton seru-seruan, termasuk masih bete saat ibu saya masih mengatur ini itu even di rumah saya sendiri! Bayangkan, menikah tidak membuat saya lepas dari ‘cengkraman’ perhatian ibu yang teramat sangat. Hahaha… sebenarnya memang enak di saya, tapi terkadang saya gerah dan ingin menjadi ratu di rumah saya sendiri. Hikmahnya adalah, saya masih bisa menikmati perhatian ibu selama mungkin yang saya bisa. Meanwhile saya melihat banyak orang dying just to see their parents again.
Itulah salah satu yang bikin saya bahagia dengan pernikahan saya. Saya bisa mengangkat kegalauan yang menggelayuti orangtua saya selama bertahun-tahun tentang nasib anak perempuannya ini J
Saya sekarang bisa berkonsentrasi untuk bisa membahagiakan keluarga saya, dengan versi saya. Iyaaa nih, saya masih beraasa belum banget bisa untuk membahagiakan kedua orangtua saya. Well, faktanya memang tidak akan pernah bisa membalas semua jasa mereka sih. Tapi at least, kalau saya sudah membanjiri dan menjamin semua pengeluaran dan membahagiakan dari sisi materi. Barulah saya akan kaji ulang lagi tentang makna kebahagiaan keluarga kami. #berdoa Ya Allah, kabulkanlah permintaan hambamu ini.

30s, sejujurnya terlewati dengan ‘begitu saja’ pada saat 22 April kemarin hahaha, padahal mulai dari 25-ers saya membayangkan seperti apa rasanya being #thirtyflirtythriving Bahkan sudah ‘merancang’ hidup apa yang saya mau jalani di umur 30 ini.

Jadi, sudahkah saya mendapatkannya? Sudahkah saya #thirtyflirtthriving di 30s?

I had been flirty, some times in my younger age. Now I’m thirty. And I feel thriving and excited to experience more moment in my life! #thirtyflirtythriving accomplished! J
Sudah saya sering sebut di berbagai tulisan saya sebelumnya, mimpi saya satu persatu menjadi nyata berkat pemberian dari Allah karena saya usahakan + doa. Jadi, untuk mimpi-mimpi yang lain, hanya tinggal masalah waktu yang tepat untuk terwujud. Akselerasi doa+usaha juga penting #notetoself
Lalu, bad day yang saya alami belakangan ini gimana? Well, bad day nya cukup menghantam pondasi positive feeling yang sudah susah payah saya bangun sih. Tapi tentu saja bukan saya kalau tidak bisa membangun pondasi runtuh tersebut J

Memang kenapa sih? Bad day seperti apa sih yang saya alami?
Cukup banyak. Misalkan situasi kantor yang sekarang. Saya pernah cerita kalau sekarang posisi saya sudah naik diikuti dengan kenaikan penghasilan juga, kan? Well, memang harus ada pengorbanan untuk setiap keinginan yang tercapai. Kantor yang sekarang hanya mementingkan profesionalisme dan kurangnya kekeluargaan serta teamworknya.
Well, mungkin karena masih baru juga (walaupun rapid growth lho). Inilah yang membuat saya menangis darah dan berkaca-kaca #lebay kalau melihat postingan teman-teman dari kantor sebelumnya. Terasa bagaikan bumi dan langit! Kantor lama terasa sangat kekeluargaan dengan trip bareng, posting foto lembur seru, ke nikahan selalu foto seru dan banyak hal lainnya. Sedangkan kantor baru, kita bisa hilangkan semua itu dan diganti dengan work hard party hard with free flow beer. Nope, of course I’m not drink.
Mungkin itu yang membuat saya agak mengernyit juga dengan kantor sekarang. Tapiiiii, kalau menyesal dengan keadaan hidup berarti menyesali takdir dari Allah dong… tidak bermaksud seperti itu, makanya saya sedang menghitung-hitung nikmat dari kantor sekarang. Seperti, kesempatan bekerja dengan klien super major! Tahu system-sistem dari perusahaan impian saya sewaktu dulu. Bahkan salah satu klien saya adalah salah satu produsen susu ternama dan saya ingat banget sangat ingin bekerja di sini karena adanya free flow coffee di kantornya. Impian saya diwujudkan lho, setiap meeting saya selalu bisa menikmati free flow milk chocolate yang super enak dan super fresh dan super ampuh untuk menghilangkan otak mumet karena kelelahan berkerja. Maka Nikmat mana lagi sih yang saya dustakan J
Belum lagi dari sisi finansial. Berkat bekerja di kantor ini, finansial saya sekarang menuju stabil nan kuat. Hutang-hutang bisa dilunasi menuju zero #OMG gaya hidup agak-agak hedonis masih bisa dijalani,  dan separuhnya adalah building my future. Termasuk membeli rumah bahu membahu dengan suami, beli seisi furniture bahu membahu lagi, dan juga menyumbang separuh biaya pernikahan saya sendiri (that’s why saya makin kenceng ingin membanjiri kelurga dengan materi. Karena saya pernah memimpikan saya bisa membiayai pernikahan saya secara mandiri). Kalau masih di kantor lama, pasti saya masih kelabakan dan yang ada saya akan merutuki diri sendiri karena tidak semandiri ini. Well, walaupun pengorbanannya termasuk di unshare oleh mantan bos saya sendiri, mantan bos yang saya kagumi karena kecerdasan berpikirnya (bagi saya, masalah share unshare ini penting jendral!). Mungkin salah saya juga ya, seharusnya saya jujur ‘hai mba, aku pindah ke kantor A karena A memberikan kebutuhan saya, mohon maaf saya di sini tidak bisa mencover semua kebutuhan saya untuk menjadi wanita mandiri anak perempuan no 1 di keluarga’.

Saya mungkin terlalu coward untuk mengakui hal itu setahun lalu. Telanlah resiko itu sambil berharap suatu saat saya bisa menjelaskan keadaanya dengan beliau.  Lalu kalau saya sekarang dihadapkan pada situasi yang sama akankah saya mengakuinya? YA. Absolutely yes. I’m changing, does everyone did? Setahun memang sangat cepat, tapi saya merasa saya ‘bertumbuh’ #alhamdulillah
State saya sekarang adalah re-focus on all my goal. Jadi bad day di kantor ini bisa saya singkirkan dari hati. Mungkin tepat seperti yang YC bilang “Friday night its time to drink and tell all your problem. Cause live is more than ever your think” jadi setiap weekend saya akan merasa ‘baik-baik saja’ karena ini weekend anyway #kittodaijoubu #pardonmyfangirlsoul
Even saat suasana di kantor sedang red ocean gini ‘bunuh-bunuhan’ all I can do is give the damn care and focus on my own goal.  Little selfish? No. I just want to being happy J

Lalu bad day yang lain, dimana saya blingsatan lihat teman-teman dekat saya satu persatu menjelajah. Padahal keinginan menjelajah sudah lama saya pendam. Dan seharusnya dengan finansial saya sekarang, bisa mengakomodir itu. Tapiiiii, saya alokasikan jadi rumah dan build a future duluuu. Jadi, memang saya lah yang mulai harus planning, kapankah keinginan menjelajah itu bisa saya wujudkan?
So, semuanya bisa solved kok. Even sekarang, atau nanti pada saatnya tiba. Jadi kurang thriving apa hidup 30s saya?
 (pic credit : Pei @Path) 

Xoxo
D


No comments:

Post a Comment

Pages