Menulis adalah caraku mengabadikan pengalaman agar tak lupa dari ingatan. Ini adalah rumah mayanya D dimana D nyaman memperlihatkan isinya. Blog ini berisikan tentang kehidupan D. Mix and fun. Macam-macam. Pemikiran saya. Kejadian sehari-hari. Review film, buku, tempat. A box of chocolate.

Friday 23 May 2014

This is England Invasion! :)


i am not psycopath, only high functioning sociopath.- the sign of three.

England invasion. Benedict Cumberbatch. Tom Hiddleston. Daniel Craig.

Well, kita-kita para cewek (baca : saya) beberapa tahun ini dimanjakan dengan invasi Inggris terhadap dunia untuk kesekian kalinya. Bedanya, kali ini kita dengan suka rela menerima invasi tersebut. Ya iyalah, kalau captain dari invasi tersebut macem Benedict Cumberbatch  atau Tom Hiddleston, saya dengan senang hati melemparkan senjata saya ke tanah dan melemparkan diri saya ke mereka :)))  -traitor detected!- 

Sudah cukup untuk imajinasi liarnya? hahaha, memang keren bentuk invasi jaman sekarang ini. Tapi, sepertinya kita juga memang harus memandang dari sudut pandang lain tentang invasi. Alih-alih menentang invasi atau globalisasi atau apapun istilahnya, dan menghabiskan energi percuma. Bukankah lebih baik kita belajar dan memanfaatkan ilmu yang bisa kita ambil? Amati, Tiru, Modifikasi.

Itu satu hal.

Di satu sisi, Inggris memang negara yang pantas dikagumi! Memang pantas jadi negara kuat dari jaman kuda gigit besi.

Jauh sebelum dunia (dan saya) histeris dengan pesona pria Inggris, saya sudah terpukau dengan apa yang ada di negeri itu. Whyteleafe School. Jauh sebelum Hogwarts membuat dunia terpesona, saya sudah terpesona duluan dengan suatu tempat antah berantah di Inggris ini. 

Bahkan ketika saya mengetik ini, saya bisa membayangkan sekolah dan asrama berdinding bata merah. Terletak di antara bukit-bukit. Bukit-bukit sepi penuh tanaman sulur dan tanaman bunga liar. Bukit-bukit dimana kalau kita berjalan di sana, suatu saat kita akan bertemu dengan siswa Whyteleafe yang lain. Dan jika kita berjalan sedikit lebih jauh, kita akan menemukan danau dimana salah seorang siswa hampir tenggelam dan Elizabeth Allen menyelamatkannya dan dia tidak berkata ke semua kalau dia lah penyelamatnya. 

image credit : londonbusesonebusatatime.blogspot.com


Si badung. 

Masa kecil saya penuh dengan keterpukauan terhadap cewek badung ini. Saya tahu konsep penny, tentang poundsterling adalah ketika Elizabeth tidak melaporkan uang jajannya kepada Kepala Sekolah. (ya ampun jadi kangen baca si badung dan enyd blyton's lainnya. akan mulai cari dan baca kembali. to be noted) 

Dan begitulah. Semenjak itu budaya Inggris telah semakin membawa saya semakin dalamnya. Tea time. Ballroom di sebuah kastil. Cambridge University, Hogwarts, Waterloo, King Cross Station. Peron 9 3/4. Bahkan ingatan saya sudah tercampur mana tempat yang benar-benar ada, mana tempat yang hanya ada dalam buku/film :D 
Belum lagi passion saya berkaitan dengan salah satu daya tarik Inggris. Sastrawan-sastrawan besar dunia asalnya dari enggris boi! 

Jadi, pastinya SAYA HARUS PERGI KE INGGRIS. 

Kenapa? Tentu saja untuk membuktikan keindahan Inggris yang selama ini hanya ada di dalam kepala saya. Jalan-jalan di tengah-tengah orasi di Hyde Park. Ke King Cross Station. Waterloo Station. 

Pasti menyenangkan berjalan di antara orang-orang itu dan membayangkan Jason Bourne sedang celingak-celinguk penuh ketegangan. Bukan tidak mungkin malah dia memberikan handphone yang sudah disadap CIA kepada saya. Dan saya jadi tawanan CIA. Bisa lihat kantor CIA jadinya? 


image credit : http://en.wikipedia.org/wiki/Waterloo_Sunset

Atau hilir mudik di King Cross Station dan membayangkan saya bisa memasuki sebuah dimensi lain melalui peron 9 3/4.  

image credit : http://cytrynowecurry.blogspot.com/

Saya juga punya pilihan berjalan-jalan sepanjang hari. Mengunjungi Buckingham Palace. Membayangkan menjalani kehidupan di dalam pagar tersebut dengan segala protokolernya. Tea time setiap pukul 4 sore.

Napak tilas perjalanan para sastrawan besar dunia seperti Charles Dickens. Mengunjungi rumahnya yang kini telah menjadi museum. Melihat tempat dimana inspirasinya tumbuh liar dan mengakar di setiap kepala di dunia  yang telah membaca karyanya. Paling tidak saya mengunjungi Dickens dan sastrawan lainnya di Westminster Abbey. 

Pastinya saya juga harus melihat dengan mata kepala sendiri. Shooting set Harry Potter. Belum lagi jalan sore mendatangi Big Ben dan mengagumi 'pria tangguh' ini. Berdiri mengamati Big Ben sepanjang sore sambil membayangkan, persis di tempat muggle ini. Para sorcerer sedang berseliweran di dunia yang satunya lagi. 

Belum lagi harus mengunjungi sebuah jalan di mana Ben yang satunya lagi sering hilir mudik. 221 B di Baker Street. Aahhhhh, banyak sekali list tempat yang harus saya kunjungi! 

image credit : http://edp.org/

Oiya, walaupun saya bukan penggemar sepak bola. Saya telah banyak mendengar dari banyak traveler bahwa, bahkan yang lebih buta sepakbola sekalipun, kalau nonton pertandingan langsung di stadion klub seperti Emirates Stadium atau Etihad Stadium. Maka euforianya tidak akan pernah terlupakan seumur hidup. 

Bersorak bersama. Tepuk tangan bersama. Menangis bersama. Semuanya berlangsung tepat di pusat jutaan mata memandang. Pasti akan jadi pengalaman first time saya nonton bola yang paling berkesan.

Semoga @MisterPotato_ID bisa menjadikan semua impian saya jadi kenyataan. #PrayHard



Mr. Potato-nya langsung dimakan. Keripik kentang lover detected! 


Seandainya tidak, berarti tidak di tahun ini. Tapi daftar-daftar ini akan jadi #BucketList saya untuk ke depannya :) 

image credit : tumblr


xoxo 
D

No comments:

Post a Comment

Pages