Menulis adalah caraku mengabadikan pengalaman agar tak lupa dari ingatan. Ini adalah rumah mayanya D dimana D nyaman memperlihatkan isinya. Blog ini berisikan tentang kehidupan D. Mix and fun. Macam-macam. Pemikiran saya. Kejadian sehari-hari. Review film, buku, tempat. A box of chocolate.

Saturday 22 July 2017

Chapter Two - My Hero is Gone...


{yang belum baca part 1, monggo kalau mau baca di sini) 

Seharian ini nangis, tapi jadinya berasa bersalah. 

Kalau hati saya ibarat sosial media dan ada netizen-netizennya. Pasti jadinya kaya gini : 

"Ih Chester doang dinangisin, tuh Masjid Al Aqsa lagi diserang tuh. Mustinya lebih nangis dan kejer sama berita itu. Loe Muslim bukan sih? " 

"Lebay ihh, iya sih masa muda loe dulu pernah terselamatkan sama mereka. tapi gak segitu lebaynya juga sih nangis" 

"Sensi amat sih, lagi mau dapet ya?"

"Masih banyak yang harus dipikirin ketimbang mikirin 1 orang kafir doang lagi! Istigfar neng!" 

And so on, and so on. 

But let me tell you, the struggle is real. Kepergian C di Jumat kemarin hampir berbarengan dengan kasusnya mantan Awkarin juga yang memilih suicide karena tidak sanggup menghadapi masalah hidupnya. Dan peringatan-peringatan akan bahayanya depresi juga makin didengungkan. Salah satunya yang dijabarkan oleh @bentarabumi di serial tweetnya. 

Di masa sekarang ini, manusia-manusia mudah terserang depresi. Dan ternyata, keinginan-keinginan terpendam untuk cenderung suicide itu nyata adanya. Ini terbukti dengan beberapa orang di timeline saya yang memberikan kesaksian kalau depresi yang menyeret keinginan sucide itu nyata adanya. 

[ Baca juga, cara saya mengatasi depresi yang saya alami di sini dan sini

Well, pada saat saya mengalami depresi beberapa bulan lalu itu, akhir 2016 lebih tepatnya.  I have that ghost in my mind. Tapi, lebih tepatnya bukan keinginan suicide kali ya. 

Oke, let me give you an picture tentang situasi yang saya alami di akhir 2016. 

Saya sedang ada masalah. Ditambah anaknya baperan. Sangat pemikir. Mikirin banget, ke depannya gimana? Bisa lanjut hidup dengan menegakkan kepala gak? Maksudnya, apakah hidup gw ini bermakna apa gak? Kenapa apapun yang gw usahakan kok kayanya gak berhasil? Kok malah berbalik 'seolah-olah' mengkhianati saya? 

Penattt. Asli penat banget. Capek sama hidupnya lebih ke, aduuuhh gak beres beres ini masalah. Kapankan saya bisa menikmati hidup dengan tenang? Kapan saya bisa mencapai dengan sempurna semua keinginan saya? Kapan? 

Pikiran yang muncul adalah, saya jadi sangat parno sama kereta commuterline. Mau tahu kenapa? Karena saya merasakan sensasi untuk menjatuhkan diri saya ke arah commuterline yang sedang bergerak! 
*ketok ketok meja* 

*astagfirullah astagfirullah* 

Ada dorongan untuk 'dengan kaya gini dit, udah gak penat lagi lho" 
The devil on my own dengan cerdasnya masuk ke pikiran saya kaya gitu. Ya untungnya saya masih dikasih eling dan sadar. Yang ada setiap saya turun dan nunggu commuter, saya jauh-jauh dan mencengkram pagar di stasiun. Hanya agar saya bisa nahan diri. 

Seriously. Saya versus saya sendiri. Saya nahannn banget. Karena yang ada saya jadi takut dengan pikiran itu, Takut suatu saat pikiran itu yang mengambil alih diri saya. 

Dan bayangkan betapa menjelimetnya. Karena saya pulang pergi emang naik commuter line, which is i have to face the devil twice a day. 

Tetapi seperti yang sudah pernah saya bilang juga, seorang fangirl tuh beruntung karena bisa bahagia dengan hanya melihat update-update terbaru, dalam kasus saya ada update an terbaru dari Arashi. 

Dengan menenggelamkan diri menjadi fangirl kembali saya pelan pelan menjadi diri saya sendiri. Kok ga cerita sama misua atau makin rajin ibadah aja dit? 

Ohohohoho, kedua hal itu juga sudah saya lakukan lho. Dan gak perlu diceritain karena udah by default kedua hal itu dilakukan. 

[Baca juga, kenapa menjadi fangirl bikin saya makin ingin rajin ibadah di sini ] 

Itulah kenapa saya sangat menyayangkan kepergian C dengan cara seperti ini. Why C? Apakah kamu kalah atau menang dalam pertarungan with your own devil? Apa sih yang sebenarnya terjadi? 

Apa kamu begitu takutnya tidak menjadi legend lagi, karena fans mencaci maki kamu? Jadi kamu memutuskan untuk 'berhenti selagi di atas'. Selagi masih menjadi legend. 
Bukankah selagi kita hidup, memang akan ada up and down dalam hidup kita? 

Ataukah kamu sedemkian sedihnya dengan kepergian sahabat? Bukankan masih ada Mike dan keluarga kamu di sisi? 
Apa kamu kurang mendekatkan diri dengan Pemilik Alam? 
(tapi siapalah saya bisa-bisanya ngejudge) 

Spinning and spinning. Pertanyaan yang tidak akan bisa terjawab. Karena yang tahu jawabannya hanya kamu dan Yang Maha Tahu. 

Karena kita, yang masih hidup. Life. Alive. Sekarang harus lebih bersyukur lagi dalam menjalani hari-hari. Lebih banyak beribadah. Lebih terbuka dengan support system. Lebih kuat lagi dalam bertarung dengan diri sendiri. Lebih bisa menerima kekecewaan dalam hidup. Lebih dan lebih hidup lagi. 

True, in the end, all of this is doesn't event matter anymore. Tetapi selagi kita hidup, mari kita rayakan hidup! 

xoxo
D
~ yang mau move on dari kesedihan akan kepergian C~


Notes : 



Feeling down with your life? You must know that life, like soap opera, has always turning us down and then bring us up there. And then drowning us again, and again. What you must to do? Alive :)




Another thought on C suicidal case : 

https://web.facebook.com/notes/langit-amaravati/one-more-light-chester-just-one-more-light/1921721364767466/

https://web.facebook.com/notes/arista-devi/adakah-binatang-buas-itu-di-dalam-dirimu/1614650858553876/


Have another thought? Just share in comment ya! :) 

No comments:

Post a Comment

Pages