Menulis adalah caraku mengabadikan pengalaman agar tak lupa dari ingatan. Ini adalah rumah mayanya D dimana D nyaman memperlihatkan isinya. Blog ini berisikan tentang kehidupan D. Mix and fun. Macam-macam. Pemikiran saya. Kejadian sehari-hari. Review film, buku, tempat. A box of chocolate.

Saturday 22 July 2017

Chapter One - My Hero is Gone...



The struggle is real, you know? 

Teenage struggle problem is real. And some of adult problem, too. 
At least, its really real for me. 

Di masa tumbuh kembang masa remaja saya, saya merasakan perjuangan itu. Well, kalau dipikir-pikir masa sekarang, ya jaaaaaaauuuh lebih susah masalah saya masa sekarang sih. Di umur yang 30sh gini, tiap bulannya saya harus pusing muter otak dari gaji saya + misua itu untuk bayar cicilan panci kpr, setor tabungan, big support to my family, belum lagi keinginan makan enak, penampilan cucok, temen se geng ajak ke sana kemari yang gak mungkin saya tolak ya kan??? kan??? #banyakmau 

Belum lagi masalah karir. Ingin ngembangin karir, project A sampai Z, klien yang maunya ini, si bos yang maunya itu. 

[enough with curcolan dittt! ahahaha ] 

Kalau saya breakdown lagi masalah jaman teenager itu. Paling masalah belajar dan hubungan dengan teman. Lalu hubungan dengan orangtua. 

Tapi entah kenapa dulu rasanya hari demi hari itu rasanya hell banget :( 

Dulu tiada hari tanpa berantem dengan nyokap....belum lagi saya yang gak percaya diri amat di sekolah. Punya geng sih, tapi saya selalu merasa out of space aja sama semuanya. Saya dulu gak punya temen untuk dicurhatin. Padahal teman-teman saya selalu protes "loe kalau ada apa-apa cerita dong ditttt" 

Entah kenapa dengan saya. Well, kalau sekarang dikaji sih, saya yakin ada hubungannya dengan masa-masa sulit ekonomi keluarga saya. Masa teenage saya, walaupun punya banyak teman, tapi tidak ada yang pernah benar-benar dekat dengan saya. 

[Saya bersyukur teman-teman itu sampai sekarang masih bertahan di hidup saya. Dan menyatakan kondisi saya jaman dulu dengan 'aneh' aja hahaha] 

[Saya belum pernah cerita mendetail mengenai masa-masa sulit ini tampaknya di blog ini :) some times ya] 

Saya merasa gak tahu mau ngapain. Ngapain saya harus sekolah. Mau ngapain di hidup ini. Terus kalau ada kejadian gak enak, misalkan crush saya jadian dengan orang lain, dimarahi guru, dicuekin temen, hal hal kecil tapi bikin baper saya. Makin berasa terpuruk aja hidup :( 

Belum lagi orangtua terutama yang ngekang abis. Berantem mulut, teriak teriakan sama nyokap yang diakhiri saya gak boleh makan di sisa hari tersebut. 

[duhh, rebel banget sih dit. Padahal sekarang mah saya tahu semua hal yang nyokap lakukan itu karena rasa sayangnya sama saya. Dulu kami berdua tidak sama-sama berusaha untuk menyamakan frekuensi dan bahasa kami :)
Thats why saya bertekad mendewasakan diri dahulu sebelum mempunyai anak] 

Gak tahu maunya apa. Menarik diri dari support system pertemanan. Di rumah (merasa) tidak dimengerti. Menjalani hari-hari dengan kosong aja gitu. 

Kosong. Gelap. Sesak. 

Lalu datanglah pahlawan saya. Berwujud sekumpulan pria yang menyanyikan lagu-lagu tentang protes pada hidup. Apa yang saya rasakan dan tekan dalam hati, diteriakkan lantang oleh vokalisnya. 

I can't feel the way I did before
Don't turn your back on me
I won't be ignored
Time won't heal this damage anymore
Don't turn your back on me
I won't be ignored


Please jangan ignore gw... walaunpun gw seorang anak, gw berhak untuk bersuara. Please bimbing gw... dengan baik.


I'm tired of being what you want me to be
Feeling so faithless, lost under the surface
Don't know what you're expecting of me
Put under the pressure of walking in your shoes

Gw punya hak sendiri atas hidup gw...tolong mengerti gw.....

And any other song,  you named it. Breaking the Habit, In the End, etc etc. 

Ngefans? Pasti. Menjadikan panutan? Oiya. 
Tapi di jaman dahulu dimana kecepatan informasi tidak seperti sekarang. Saya tidak sampai tahu dan 'merasa dekat' dengan semuanya. 

But hero still being hero. 

Apalagi, ini yang saya ingat banget, ternyata jiwa fangirl saya memang sudah terasah dari dulu. Saya sempat had a crush dengan Chester lho. Ya secara penampilan sampai sekarang pun Chester masih bikin melting. Dan saya jadi ingat samar-samar kenapa saya mulai tidak mendengarkan mereka : perpaduan sebal karena Chester punya istri, kehidupan yang mulai sibuk, rebel yang berangsur-angsur pulih. Dan saya yang bertumbuh. 


You'll be missed. 💔
There was a time when i adore him soo sooo much. 
Looong before i was saved by 嵐's fighting spirit.
 It was him and the rest of the gang who save me, again and again. 
Through my rebelion time. Through the loneliness.
 It really struck me that he has his own ghost 😟 
Good luck with your after life, C! #mourningmorning


LP sempat datang tahun 2004 dan 2011. Tahun 2011 lah yang bikin saya paling galau karena gagal datang ke konsernya. 

Then di 2008 tercebur ke fandom arashian dan tidak melirik siapapun lagi sebagai saviour. Sempat mengenang rasa cinta saya ke mereka pada awal 2007 saat mereka support soundtrack salah satu film. 

Lalu kemudian berita ini. 

Saya pun tidak mengerti kenapa. Tetapi seharian ini saya unstoppable crying. Setel semua video klip mereka. Lalu merasa gagal sebagai manusia. Gagal sebagai fans untuk menunjukkan rasa cinta saya terhadap (salah) satu saviour saya.  Gagal paham, kenapa C melakukan hal itu? 

Bukankah dia sudah menyelamatkan hidup banyak orang di dunia ini? 

Jumat kemarin saat gelombang shock dan kesedihan melanda. Betapa terlihat kalau C sangat dicintai. Betapa jutaan manusia merasa hidupnya terselamatkan oleh LP. 

Saya yang hanya shock dan kaget di Jumat kemarin, hari ini nangis sejadi-jadinya sampe ngabisin setengah kotak tissue. Hanya agar hati bisa menerima kenyataan kalau sebagaimanapun kita ingin C masih ada di dunia ini, Sudah gak bisa :( 

Kalau band bubar jalan, sesedihsedihnya masih ada harapan untuk reuni. Solo project juga masih bisa dinanti. Tapi ini sudah tidak bisa lagi. 

Tangisan saya ini bikin saya sadar, i really love and adore him, back then. Dan gak akan habis rasa terima kasih ini karena bikin semua emosi negatif yang merusak diri bisa ngeflow ilang gitu aja. Di masa itu.

I tried so hard
And got so far
But in the end
It doesn't even matter
I had to fall
To lose it all
But in the end
It doesn't even matter





















I tried so hard to let you go, C. Good luck with your after life, cause in the end, it doesn't even matter anymore...


xoxo
D




No comments:

Post a Comment

Pages