Sejak kecil, selalu kulewati etalase kaca tersebut.toko tersebut berada di pojokan gang. Dengan pemiliknya yang selalu menjaganya. Ada sepatu cinderella di situ. Beralaskan bantal sutra. Maka gambaran sepatu kaca di atas bantal sutra berwarna pink telah menghantuiku. Dan menelusup di otak ku.
Setelah aku besar, hasil dari menjual darahku. Akhirnya aku bisa datang ke toko itu dengan rasa penuh percaya diri. Yes! Pada akhirnya aku akan memiliki sepatu tersebut.
Keluar toko itu, memakai sepatu tersebut aku melangkah dengan mencoba terlihat anggun. Walaupun banyak tetesan darah di sepanjang lintasan aku berjalan. Ya. Karena sepatu itu penuh duri di dalamnya. Aku hanya menoleh sebentar. Tak apa. Darahku malah nanti bisa kujual untuk membeli topi bulu yang juga kuidamkan.
This comment has been removed by a blog administrator.
ReplyDelete